
Depok — Empat dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar sukses mempresentasikan dan mempertahankan hasil penelitian mereka di hadapan para ilmuwan, peneliti nasional, dan akademisi internasional dalam forum ilmiah bergengsi Annual International Conference on Islamic Studies ke-24 Tahun 2025 (AICIS+2025), yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Jakarta, rabu-jumat (29–31/10/2025).
Konferensi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia ini mengusung tema “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for a Just and Sustainable Future.” AICIS+ 2025 diikuti oleh 234 peneliti terpilih dari 2.434 abstrak yang dikirim dari 31 negara, menjadikannya forum akademik internasional terbesar di lingkungan PTKI.
Empat dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar berhasil menembus seleksi ketat dan tampil dalam sesi open panel yang dihadiri oleh para pakar lintas disiplin dari berbagai negara. Keempatnya mempresentasikan riset yang merefleksikan integrasi Islam, adat Minangkabau, dan isu global tentang keberlanjutan. Empat Peneliti UIN Mahmud Yunus Batusangkar di AICIS+ 2025, adalah:
- Prof. Dr. Hj. Irma Suryani, M.H.
“Matrilineal Law and Ecological Sustainability in Minangkabau: Indigenous Family Practices for Sustainable Resource Governance.”
dengan jadwal rabu, 29 Oktober 2025 – Panel “Gender, Ecology, and Islamic Law.” - Dr. H. Rizal, M.Ag., CRP
“Islamic Sustainable Financial Literacy: Offering the Concept of Sustainable Financial Literacy Based on Maqashid Shariah.”
jadwal kamis, 30 Oktober 2025 – Panel “Islamic Economics and Sustainability.” - Arifki Budia Warman, M.H.
“From Myth to Maṣlaḥah: Adat Prohibitions, Islamic Legal Principles, and Ecological Sustainability in Minangkabau Indigenous Governance.”
kamis, 30 Oktober 2025 – Panel “Customary Law and Environmental Justice.” - Deri Rizal, M.H.
“Repositioning the Spirit of Minangkabau Customary Law in the Framework of Islamic Environmental Ethics.”
Kamis, 30 Oktober 2025 – Panel “Islamic Philosophy, Ethics, and Ecology.”
Rangkaian penelitian yang diusung oleh para akademisi UIN Mahmud Yunus Batusangkar menegaskan pentingnya kolaborasi antara agama, budaya, dan sains sosial dalam menjawab tantangan global, terutama dalam bidang ekologi, hukum, dan ekonomi Islam.
Dalam penelitiannya, Prof. Dr. Hj. Irma Suryani, M.H. mengkaji relasi antara sistem matrilineal Minangkabau dan keberlanjutan ekologis, dengan menyoroti bagaimana praktik adat dapat memperkuat tata kelola sumber daya alam berbasis nilai-nilai Islam.
“Matrilineal dalam konteks Minangkabau bukan hanya sistem pewarisan, tetapi juga mekanisme pelestarian lingkungan dan harmoni sosial,” ungkap Prof. Irma.
“Kearifan lokal perempuan Minangkabau yang menjaga tanah, hutan, dan sumber daya keluarga menjadi refleksi nyata maqāṣid al-syarī‘ah dalam konteks ekologis,” tambahnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Dr. H. Rizal, M.Ag., CRP menegaskan bahwa literasi keuangan Islam berkelanjutan harus berlandaskan pada maqāṣid al-syarī‘ah, dengan memperhatikan keadilan ekonomi dan tanggung jawab sosial.
“Konsep literasi keuangan Islam tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi pada kemaslahatan jangka panjang. Keseimbangan antara aspek material dan spiritual adalah inti dari keberlanjutan,” jelas Dr. Rizal.
Keterlibatan empat dosen ini menegaskan posisi UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebagai kampus Islam yang aktif dalam forum akademik global. Melalui kontribusi riset berbasis adat dan syariah, kampus ini memperkuat reputasinya sebagai pusat kajian Islam dan kearifan lokal Minangkabau yang berorientasi internasional.
Prestasi ini juga mencerminkan keberhasilan UIN MY Batusangkar dalam mendorong budaya riset, kolaborasi ilmiah, dan publikasi bereputasi global. Kehadiran dosen-dosen ini di AICIS+ 2025 menjadi wujud nyata dari tagline kampus sebagai “Kampus Sains Islam, Refleksi Surau Minangkabau.” (hospiburda)