Sawahlunto – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Dr. Irman, S.Ag., M.Pd., tampil sebagai salah satu panelis dalam debat publik kedua pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sawahlunto. Acara ini berlangsung di Khas Ombilin Hotel Sawahlunto, selasa (19/11/24) dengan tema yang relevan bagi masa depan kota: “Pengelolaan Sumber Daya Alam, Infrastruktur, Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, dan Politik Hukum Daerah.”
Debat yang diikuti oleh dua pasangan calon tersebut yakni nomor urut satu Riyanda Putra – Jeffry Hibatullah dan nomor urut dua Deri Asta – Desni Seswinari menjadi ajang adu gagasan dan program kerja, dengan setiap panelis memberikan pertanyaan mendalam terkait isu-isu strategis. Sebagai akademisi berpengalaman, Dr. Irman memberikan kontribusi signifikan dalam menggali kedalaman visi dan strategi para calon terhadap isu tema yang dibahas bersama dengan para panelis lainnya; Dr. Abrar, M.Ag (UIN Imam Bonjol Padang), Isral Naska, Ph.D (Universitas Muhammadiyah Sumbar), Dr. Rodi Chandra (Ademisi dan Praktisi), dan Samaratul Fuad, S.H (Pengacara/Praktisi).
Dalam pengelolaan sumber daya alam, para panelis menyoroti tantangan utama Sawahlunto sebagai kota tambang. “Sawahlunto perlu memikirkan transisi dari kota berbasis tambang menuju kota berkelanjutan. Pemimpin ke depan harus mampu mengelola sumber daya alam tanpa mengorbankan lingkungan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Sebagai kota dengan sejarah panjang, Dr. Irman mengapresiasi potensi Sawahlunto dalam mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata sejarah dan budaya lokal. “Sawahlunto memiliki modal sosial dan budaya yang luar biasa. Pemimpin harus bisa menjadikan ini sebagai daya ungkit ekonomi dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi harus berjalan selaras dengan pelestarian budaya dan pendidikan karakter generasi muda. “Kearifan lokal adalah identitas Sawahlunto. Bagaimana program yang ditawarkan dapat menjamin budaya ini tetap hidup di tengah modernisasi?”
Sementara Samaratul Fuad menyoroti pentingnya integritas dalam tata kelola daerah. “Isu politik hukum bukan hanya soal peraturan, tetapi juga soal kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pemimpin yang terpilih harus berkomitmen penuh pada prinsip transparansi dan akuntabilitas,” ujarnya.
Debat ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat Sawahlunto yang berharap pemimpin terpilih dapat membawa perubahan positif. Dengan ulasan yang komprehensif, para panelis tidak hanya memperkaya diskusi, tetapi juga memberikan panduan penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihan mereka dalam Pilkada ini.