Penulis: Frans R. Agustiyanto Dosen Fisika UIN Mahmud Yunus Batusangkar
ORCID ID: 0000-0002-3103-708X
Scopus ID: 57222583610
Perkembangan Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan Islam. Di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, AI tidak hanya menjadi alat bantu pembelajaran, tetapi juga peluang untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih integratif. Dengan menggabungkan teknologi dan nilai-nilai Islam, AI dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, efisien, dan berkarakter. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi proses belajar-mengajar, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan metodologi pendidikan Islam yang relevan dengan zaman digital. Yang paling penting, AI dapat menjadi sarana untuk memperkuat pemahaman mahasiswa/siswa tentang kebesaran dan Keagungan Allah SWT melalui penemuan-penemuan sains modern.
Ai untuk Pembelajaran Personalisasi
Salah satu manfaat utama AI dalam Tarbiyah adalah kemampuannya menyediakan pembelajaran yang dipersonalisasi. AI dapat menganalisis gaya belajar, kecepatan pemahaman, dan kebutuhan individu mahasiswa, lalu menyesuaikan materi dengan pendekatan yang sesuai. Misalnya, mahasiswa yang kesulitan memahami ulumul Qur’an bisa mendapatkan modul tambahan berbasis AI, sementara yang lebih cepat memahami bisa langsung mengakses materi lanjutan. Contoh lainnya adalah platform seperti Carnegie Learning yang menggunakan AI untuk matematika, bisa diadaptasi untuk pembelajaran ilmu hisab falak. Sistem AI dapat menganalisis pola kesalahan mahasiswa/siswa dalam menghitung arah kiblat atau penentuan awal bulan, lalu memberikan latihan spesifik untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Untuk mata kuliah tahfiz, aplikasi seperti Hafiz Coach menggunakan AI untuk memantau hafalan Al-Qur’an dan memberikan rekomendasi jadwal muraja’ah yang optimal berdasarkan daya ingat individu.
Integrasi Nilai Islam dengan Teknologi
AI juga dapat digunakan untuk memperkuat pembelajaran integratif antara sains dan agama. Contohnya, platform AI bisa menghubungkan konsep sains modern dengan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti membandingkan teori kosmologi dengan pemaparan Al-Qur’an tentang penciptaan langit dan bumi. Selain itu, AI juga membantu mahasiswa dalam melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ajaran Islam. Ketika mahasiswa mempelajari AI yang mampu mengenali pola dalam big data, mereka bisa merenungkan bagaimana Allah SWT menciptakan sistem penglihatan dan pemrosesan informasi yang jauh lebih kompleks pada manusia. Contohnya, membandingkan kemampuan computer vision dengan mata manusia yang diciptakan Allah, atau membandingkan neural network AI dengan sistem saraf manusia. Pembelajaran seperti ini membantu mahasiswa memaknai keagungan Allah SWT melalui perkembangan teknologi, sekaligus mengingatkan bahwa AI hanyalah ciptaan yang sangat terbatas dibandingkan kekuasaan Sang Pencipta.
Otomatisasi Penilaian dan Umpan Balik
Dalam proses evaluasi, AI dapat membantu dosen dengan menganalisis jawaban esai mahasiswa menggunakan Natural Language Processing (NLP). Sistem ini tidak hanya menilai keakuratan konten, tetapi juga memberikan umpan balik instan untuk perbaikan. Dengan demikian, dosen dapat lebih fokus pada pembinaan akhlak dan pendalaman materi keislaman.
Penguatan Bahasa Arab dan Studi Islam
AI memiliki peran besar dalam mempermudah pembelajaran bahasa Arab, yang menjadi fondasi studi Islam. Aplikasi berbasis AI seperti chatbot penerjemah dan pelatih pengucapan (pronunciation) membantu mahasiswa berlatih secara mandiri. Selain itu, AI dapat digunakan untuk menganalisis kitab-kitab klasik, mempercepat penelitian dalam bidang tafsir, hadis, dan fikih.
Tantangan dan Solusi dalam Penerapan AI
Meski banyak manfaatnya, penerapan AI di Fakultas Tarbiyah perlu diwaspadai agar tidak mengurangi peran guru sebagai pembina karakter (murabbi). Solusinya, AI harus digunakan sebagai pendamping, bukan pengganti interaksi manusia. Selain itu, perlu ada pelatihan bagi dosen dan mahasiswa agar dapat memanfaatkan AI secara optimal tanpa mengabaikan nilai-nilai Islam. Selain itu isu-isu penting AI yang perlu menjadi Tangangan Bersama para akademisi islam adalah, Bias algoritma: Sistem AI yang dikembangkan Barat mungkin mengandung bias nilai yang bertentangan dengan aqidah Islam. Solusinya, perlu dikembangkan AI khusus yang dilatih dengan dataset Islami. Dehumanisasi pendidikan: Risiko berkurangnya interaksi guru-murid. Contoh kasus di Turki menunjukkan pentingnya mempertahankan model “mu’allim-muta’allim” meski menggunakan teknologi canggih. Etika penggunaan: Perlunya panduan khusus tentang penggunaan AI untuk kajian Islam, seperti batasan dalam interpretasi ayat atau hadis. Beberapa pesantren di Indonesia sudah mulai membuat aturan tentang hal ini. Kesiapan infrastruktur: Banyak dosen-dosen yang masih tertinggal dalam hal teknologi ini, khususnya coding, sebagai dasar cara berfikir algoritma AI bekerja. Diperlukan kerja sama dari pihak dekanat dan rektorat dalam membuat kebijakan terkait pemanfaatan teknologi untuk pemerataan akses.
AI untuk Pengenbangan Kurikulum Integratif
AI dapat membantu merancang kurikulum yang lebih dinamis dengan menganalisis tren pendidikan global dan kebutuhan masyarakat. Misalnya, jika data menunjukkan minat besar pada pendidikan Islam berbasis teknologi, Fakultas Tarbiyah bisa mengembangkan mata kuliah seperti Digital Islamic Education atau AI dalam Studi Hadis. Dengan demikian, lulusan tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga siap menghadapi era digital.
Penutup:Masa Depan Tarbiyah dengan AI
Kehadiran AI dalam dunia Tarbiyah adalah sebuah keniscayaan. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan harus memanfaatkannya secara bijak untuk menciptakan pembelajaran yang integratif, efisien, dan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam. Dengan kolaborasi antara teknologi dan pendekatan humanis, pendidikan Islam akan semakin relevan di era modern, melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual dan spiritual.
Referensi
Arif, M., Irfan, S., Shaoan, M. M. R., & Ali, W. (2024). AI And Machine Learning In Islamic Guidance: Opportunities, Ethical Considerations, And Future Directions. Guidance: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 21(02), 429-451.
Baker, R. S., Martin, T., & Rossi, L. M. (2016). Educational data mining and learning analytics. The Wiley handbook of cognition and assessment: Frameworks, methodologies, and applications, 379-396.
Kalin, I. (2015). Islam and science: Notes on an ongoing debate. In Science, Religion and Society (pp. 112-118). Routledge.
Djazilan, M. S., Rulyansah, A., & Rihlah, J. (2024). Why AI is Essential for the Future of Islamic Education: A Call for Ethical and Effective Implementation. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), 201-216.